Sepulang dari kuliah, saya diajak ibu kepesta perkawinan keluarga di luar kota yang jaraknya kurang lebih 200 km atau 4 jam perjalanan mobil kalau tidak lagi macet melewati Puncak. Pesta keluarga rencananya dilangsungkan sebentar Malam jam sampai selesai. dan diperkirakan jam akan selesai dan langsung pulang lagi ke rumah di Jakarta. Sesampai di tempat pesta para sahabat dan keluarga banyak yang mengagumi kecantikan Ibu. Malah ada yang bercanda bahwa pasangan Kami saya dan Ibu Kandungku adalah ibarat pasangan suami isteri yang sangat serasi. Pokoknya diantara Keluarga dan sahabat, kami lah yang menjadi fokus pandang . Lebih wow… dibandingkan mereka yang sementara duduk dipelaminan malam Kecantikan ibu tidak ada duanya, melebihi kecantikan tamu-tamu sebayanya yang hadir malah masih lebih cantik dan seksi dibandingkan Ibu-Ibu 10 tahun lebih mudah dari Ibu, walau pun sebenarnya Ibuku sudah terbilang umur 40 tahun. Ibu selalu menjaga kesehatan dan tidak pernah melupakan senam. Kalau dirumah selalu merawat tubuhnya agar tetap fit cantik dan jam kami pamitan untuk pulang, maklum rumah sangatlah jauh dan bila tidak ada halangan mungkin sampainya dirumah sudah tengah malam atau jam 02 Pagi. tepatnya setengah jam kemudian pukul kami telah meninggalkan tempat pesta dan saya langsung menancap mobil untuk pulang. dalam perjalanan tiba ibu mengingatkanku.. hati2 .. jangan terlalu kencang .. sayang !!!, Jalannya sangat licin”, betul kata Mama, karena hujan yang turun mulai deras, mana lagi mendekati puncak semakin berkabut. Beberapa saat kemudian tiba tiba stir mobil kurasakan sangat berat, ” Aduh Mama…, Ban Mobilnya Kempes…”, secara refleks Ibuku menjawabnya ” Cepat pinggirkan mobil kehalaman hotel terdekat.. ntar nggak keburu … bisa bisa kita ngadat di jalan .. mana hujan deras lagi”… iya Mam “jawabku singkat … sambil berbelok memasuki salah satu hotel berbintang yang ada di Kaki Lereng kami keluar dari mobil Ibuku berkata, .. ” Sayang, kalau Ban Mobilnya Kempes dan gak bisa ditolong lagi kita harus menginap di Hotel ini, Besok pagi aja perjalanan kita lanjutkan. dan memang keadaan yang mengharuskan kami untuk singgah bermalam…di hotel berdua dengan mama. Kami berdua dijemput dan diantar ke Resepsionis dan untuk mengurangi kecurigaan Ibuku langsung mencatat identitas kami berdua sebagai suami istri, Ibu mengerling kepadaku.. sambil mengeluarkan Credite Cardnya untuk digesek sebagai jaminan nginap hotel 1 di Kamar mama langsung tersenyum manis dan berkata..” Sayang… jangan macam2 yah!!!, walaupun ditempat pesta tadi malam, mereka bercanda katakan kita seperti pasangan suami isteri dan di resepsionis mama juga mengatakan kita suami isteri, tetapi kamu tetap anak mama.. nggak boleh macam macam sama mama. yah !! .. spontan saya menjawab ” OK!! Mama.., sayang yang cantik”.Entah dari mana datangnya keberanianku untuk merayu Ibuku, walaupun itu saya sampaikan secara bercanda … tetapi kalau dipikir, wah bisa berabe juga .. sekamar di Hotel dengan Ibu Kandung yang cantik dan seksi. pasti dugaan orang kalau bukan Suami Isteri yang kemalaman pastilah peselingkuhan yang kaya dan yang jelas pastilah mereka memanfaatkan waktu yang sangat panjang untuk bersetubuh atau bersenggama atau ngentot sepuas-puasnya, tidak ada dugaan pikir tak diduga orang, tak terasa Yuniorku menegang..makin kencang .. kayaknya setan setan birahiku mulai menguasai fikiranku…membuatku hampir salah tingkah…, tiba2 Ibuku berkata ” Mama Mau Mandi dulu yah.., tolong bukakan korset mama”, wowww.. setan penggoda makin kuat, ” iya.. iya.. Mom” sahutku agak bergetar, sambil membuka korset Mama dan entah kenapa, saya mencoba melirik ke buah dadanya dari samping belakang, dalam hatiku berkata, walaupun mama tidak menggunakan korset tetapi cetakan tubuhnya sangat sempurna, Pinggang yang ramping bak pinggang anak perawan yang diikuti dengan pinggul lebar yang sangat serasi dengan tonjolan buah dada yang masih tegak menantang kedepan, ditambah lagi kulit Mama putih tak bernoda sangat halus dan harum. Pastilah semua laki-laki ingin menikmati keindahan dan kesempurnaan alam yang ada pada Mama…tanpa kecuali termasuk saya, anak mama di kamar mandi terdengar sayup sayup riak air di Bak Mandi yang bersentuhan dengan tubuh montok mama yang telanjang bulat, tak terasa tanganku mulai memegang siyunior yang mulai tidak dapat dikendalikan dan tiba tiba terdengar teriakan perlahan Mama ” sayang… kamu juga mandi ya !! airnya Nyaman dan hangat “ jawabku ” ntar Mam ” , ” Iya donk , masa sih mandi bareng ?” lalu senyap…, pikirku.. apa ini signal plus dari mama? atau hanya karena canda Mama ? tak terasa.. genggaman pada Yuniorku makin kencang, “Sabar yah yunior.. kamu ntar saya masukan di memeknya mama ” gumanku dengan fikiran mulai kurang ajar dan beberapa saat Mama keluar dari kamar mandi dan tubuh mama hanya dililit ketat oleh selembar handuk sebatas setengah buah dada mama ke bawah sampai sejengkal diatas lutut, Karena suhu kamar sangat sejuk sambil berlari kecil Mama menuju spring bed langsung masuk dalam selimut yang tebal, lalu mama berkata ” Gantian mandinya… mama mau tidur duluan “, dan saya langsung menjawabnya ” gak jadi mandi Mam.., pagi aja sekalian…” jawabku singkat, karena jawaban ini sudah saya persiapkan agar cepat2 bisa tidur alias lebih cepat tidur di samping Mamaku, ” Terserah kamu aja… tapi kalau bau jangan tidur bareng disamping Mama ya??”Saya lewatkan kira-kira 10 menit setelah nafas mama seperti mulai teratur alias tidur… perlahan lahan saya naik ke pembaringan disamping kiri mama, maksud saya untuk ikut juga masuk dibalik selimut, saya tarik dan simak sedikit selimut yang satu-satunya akan kami pakai berdua, tetapi tiba2 mama mengeliat mungkin terasa hembusan dingin akibat selimut yang menutupi tubuhnya tersingkap sedikitTampak mama tidur dibawah selimut tanpa mengenakan sehelai kain alias telanjang bulat ,karena kami memang tidak mempersiapkan pakaian tidur , mama tidur miring membelakan disebelah kanan, perlahan saya masuk dibalik selimut disamping kiri mama yang telanjang, dan selang beberapa saat kemudian mama membalikan tubuhnya dan wajahnya hampir menyentuh wajahku, kutatap matanya yang tertutup indah, bibir yang tipis merekah menantang, hidung kecil yang mancung.., kuberanikan dan kucoleng perlahan hidung mama, tetapi tak ada untuk menarik kebawah bibir mama yang tipis, agar tampak gigi yang putih rapi berjajar, juga tak ada reaksi dari mama dan akhirnya dengan berdebar-debar kurapatkan mulutku dan kukecup bibir mama mulai desak nafas mama sedikit terganggu, mungkin terhalang dengan hidungku akhirnya mama membuka sedikit mulutnya, tanpa kuberi kesempatan menutupnya , kusedot lidahnya, dan rupanya mamaku dalam tidurnya juga membalas ciumanku…,Kualitas keberanianku kutambah dengan mulai memeluk dan melingkari badan mama dengan lenganku, reaksipun datang dengan makin merapatnya tubuh mama yang mungil dan telanjang ini kedadaku, paha mama mulai menyerang dan menyentuh yuniorku yang berubah menjadi Yunior yang kenyal dan berdiameter sebesar pergelangan tangan mama, pelukan mama mulai mengencang, mungkin bermaksud menarik obyek yang lebih hangat yang ada pada badanku, keadaan ini membuatku makin kesurupan, tangan kiriku mulai mengerayangi pingul mama, turun kebawah bagian bokongnya, terus turun dan berputar kedepan lebih kebawah lagi, dan akhirnya sampai kebulu memek mama yang sangat halus, kutelusuri bibir vagina mama dan akhirnya jari telunjukku mengelitik mulai bereaksi, kedua paha mama menjepit , tangan kanannya mencakar punggungku dengan kuku mama yang tajam, mungkin ini adalah refleks akibat sesutu yang memasuki vaginanya hanya mama yang tahu, tubuh mama saya dorong agar sedikit terlentang dan mulailah saya menindis setengah tubuh mama terutama buah dada kiri mama dengan tubuhku, paha kiri mama dengan paha kiriku dan tangan kananku mulai saya aktifkan dari belakan leher mama untuk mengerayangi buah dada kanan mama, bibir mama dan bibirku membentuk satu ruang dan kedua lidah kami saling menggelitik, nafas mama makin memburu , saya makin kesurupan dan menyerang, akibat makin kerasnya remasan tangan kananku ditetek kanan mama dan jari telunjuk kiriku yang mengelitik klitoris mama yang mulai memanas dan mengeluarkan lendir membasahi vagina mama, akhirnya mama tersentak.” Hey… kamu ngapain Mama…ini gak boleh Ar… !!, “kata Mama kaget dan marah, jawabku sambil gemetar dan bernafsu campur aduk, ” saya tidak bisa tidur mam…, apalagi seranjang dengan mama yang lagi telanjang bulat” ” ohw.. begitu yach … mama terdiam agak lama lalu membalik membelakangiku, sambungnya “tetapi Jangan kasar gitu donk !!” lalu Mama terdiam lagi…namun napasnya masih memburu dan bergetar, inilah kata-kata mama yang kurang saya mengerti, apakah perbuatan saya tadi dibenarkan tetapi nggak boleh kasar atau ?? apa yach…. Saya tidak berani lagi ngomong macam2.. dan jawabku singkat “Maaf Mama”Sambil menatap punggung mama yang masih agak bergetar, entah beberapa lama kami terdiam berdua tiba2 Mama Membalik sambil berkata ..”kalau kamu pingin bercinta dengan mama harus lembut dan perlahan-lahan aja.. kan masih banyak waktu”, sambungnya lagi “Kamu Anak Nakal boleh peluk dan mencium Mama , pokoknya tubuh mama malam ini kuserahkan semuanya kepadamu kecuali yang satu ini, yaitu Yuniormu yang gede ini dilarang keras memasuki vaginanya mama”Sambil mama memegang Yuniorku dan menarik dan menyapu kepermukaan vaginanya. ” tapi justru cuma yang satu ini milik mama yang paling nikmat ” selaku protes, dan mulai berani , “siapa yang bilang anak goblok ” , Mama mulai menindih tubuhku dan menciumku, Kubalas ciuman Mama , wow… sangat nikmat dibandingkan waktu saya mencium mama dalam keadaan tertidur, tetapi kali ini dengan sadar sesadarnya, justru mama memulai merangsang, sambil melemparkan selimut kelantai, jadinya kami betul – betul telanjang bulat di udara kamar yang sejuk diatas berciuman dan berpelukan telanjang bulat dengan Mama , sangat lembut dan perlahan-lahan rupanya mama juga sangat menikmatinya, Napas Kami mulai memburu, terkadang Mama mengeram dan menggeliat apabila kusentuh dan kupelintir halus putting teteknya .. Auhh!!, jangan disitu Ar..!!, Mama nggak tahan… sayannngggg, keluh Mama panjang…, “tetapi enak kan Mom!!” Aiii!!!…Mama makin kesurupan..dan berupaya meraup Yuniorku..yang makin kaku dan membesar Mama menggenggam Yuniorku Tubuh Mama kudorong menjadi terlentang dan dan kutindih dengan badanku ..Mulut Kami makin bersatu , kupeluk erat tubuh Mama yang mungil dan Yuniorku kuarahkan ke Vagina Mama, tetapi Mama tetap menggenggam yuniorku, hanya menggosok-gosokan kepala yuniorku ke Mulut Vaginanya yang juga mulai berlendir. Terkadang Kepalanya sudah masuk setengah tetapi Mama, mengeluarkan nya lagi… Karena saya tidak tahan lagi perlakuan Mama seperti Tangan Mama yang menggenggam yuniorku agar terlepas..rupanya usahaku ini cukup berhasil dan dengan cepat kuselipkan kedalamVagina Mama, Terasa Vaginanya sangat licin, menggesek dan berlendir serta berdenyut menjepit…Aowww…!!! Teriak Mama, Kugocok Vagina Mama dan mama mengimbanginya dengan goyangan pinggulnya yang tak karuan… tetapi baru 2-3 kali gocokan, tiba2 Mama dengan kekuatan penuh… menaikan bokongnya tinggi-tinggi dan menggessernya jauh kesamping akhirnya yuniorku terlepas dari vaginanya ..clukppp …”Aiii!!!…kenapa dikeluarin Mam…”, “Nggak… boleh sayang..”.Tiba tiba Mama mulai bangun kemudian membawa selangkangnya ke wajahku persis mulut vaginanya berhadapan dengan mulutku, mama mulai menunduk dan meraih Yuniorku dan memasukan ke mulutnya dan melumutnya. terkadang Yuniorku digigitnya perlahan lahan sambil bergantian dengan bibir yang lembut dan hangat, yang paling mengasikan kalau kepala Yuniorku digelitik dengan lidah mama, begitu juga klitoris mama, saya gelitik dengan ujung lidahku, terkadang mama hilang kontrol, mendengus menambah gocokan dan lilitan lidahnya di kepala Yuniorku, terkadang sangkin bernafsunya juga mama, tangannya ikut pula meramas biji pelirku… dan semuanya berlangsung saling kerja sama membantu masing masing mencapai puncak birahi yang membuat lupa segala-galanya bahwa berbuatan bersanggamah dengan ibu kandung yang orang katakan sangat tabu, tetapi justru sangat mengasikkankan dan jauh lebih nikmat dengan memek manapun….di dunia makin gila mengocok Yuniorku dan akhirnya, saya tak tahan lagi…cepat donk mama… masukkin kedalam Vagina mama.., aowww…cret…. cret.. sabar sayang…kata mama kesurupan mempermainkan air maniku sambil menggosokkannya di-kedua buah dadanya. Mama juga tidak tahan sayang. Tidak berapa lama kemudian mama berganti posisi, duduk persis diatas selangkangku persis posisi Yuniorku berhadapan langsung dengan vagina mama, mama menuntunnya dengan sangat gampang memasuki liang sanggamanya dan menjepitnya…wow…wow…. suatu kenikmatan yang sangat sulit dilukiskan dengan kata2, tidak ada lagi kenikmatan yang melebihi kenikmatan sewaktu Yuniorku dijepit dan dikocok oleh vagina mama, pinggul mama naik turun menyebabkan Yuniorku masuk makin kedalam dasar vagina tidak ingin kenikmatan ini berlangsung cepat, saya turun dari pembaringan menggendong mama sampil masih melekatkan Yuniorku kedalam vagina mama, kugoyang2 tubuh mama yang mungil, mama makin kesurupan…dan juga merasakan kenikmatan yang tiada taranya…mata mama mulai terpejam… sambil berdengus ach–ach… mama tidak tahan lagi, minta diturunkan untuk mengakhiri permainan ini…” sayang… turunkan mama..tancapkan Yuniormu sayang lebih dalam..”, kubaringkan tubuh mama, kuperberat tekanan Yuniorku masuk ke vagina mama, mama menjepit makin kencang..vagina mama makin berdenyut2… dan akhirnya pelukan kami berdua makin kencang, mama seakan akan menggantung ditubuhku lekat dan sangat erat …cret–cret… dan rintihan kenikmatan mama bercampur aduk dangan geramanku… semuanya berakhir membawa kami berdua ke langit ketujuh…Setelah ledakan kenikmatan birahi bersanggamah dengan mama yang menghamburkan air mani kami berdua tercecer kemana-mana membuat kami berpelukan lemas dan penuh kebahagian dan akhirnya jam didinding hotel telah menunjukan pukul 03 pagi. yang akhirnya kami berdua tertidur kelelahan dalam keadaan telanjang bulat berpelukan bagai bayi yang baru harinya Mama dan Yuniorku keduluan terjaga… , Mama sambil memelukku ,menjepit hidungku sehingga saya sulit bernafas dan akhirnya saya juga terbangun…, Selamat Pagi Anak Nakal…sambut Mama sambil tersenyum manis…, tidak kusiasiakan Kesempatan ini , kutarik tubuh Mama persis menindih tubuhku, Kuraih wajah Mama dan kulemut bibirnya yang tipis…, Mama pun bereaksi menyambut malah dalam posisi tubuhnya menindih tubuhku berusaha memasukan Yuniorku ke Vaginanya. Nampaknya Napsu Birahi Mama makin menjadi jadi setelah bersanggama, tidur istirahat semalam .. kusambut kebinalan Mama dan tiba –tiba Mama menghentikan gerakannya sambil berkata.. Ar, Kamu belajar dari mana kurang ajar setubuhi Mama . sebelum saya menjawab ,Mama mengencangkan otot Vaginanya..membuat yuniorku makin kelelap..“Kan Mama yang ajarin…” jawabku singkat sambil membalikan tubuh Mama menjadi tertelungkup, kuangkat pinggul Mama sedikit meninggi dan kuarahkan yuniorku ke Vagina Mama dari belakang.. Kembali terdengar geraman Mama.. “Jangan gini Ar..oww!!, tetapi goyangan Maya justru mendukung dan menyambut .. Kukocok Vagina Mama dari belakang…agar tidak terepas kedua tanganku menggenggam pinggulnya..Mama makin menggelapar.., dan kocokanku makin kencang …, tubuh Mama terangkat menyebabkan buah dadanya bergelantungan bergoyang seirama tumbukan Yuniorku ke Vaginanya. tiba-tiba mama meraih kedua tanganku dan membawa ke gundukan buah dadanya dan Mama mengeram histeris tetapi suaranya teredam karena Wajah mama dibenamkan beberapa saat kemudian, kami berdua mengambil posisi duduk berhadapan..tepatnya Mama duduk diatas selanggkangku denganVaginanya masih tetap menjepit yuniorku, Mama menaik-turunkan bokongnya sambil mendengus dan saya menjilat leher Mama sambil meremas kedua buah dadanya Dan akhirnya kami mengalami orgasme dalam posisi duduk terdiam, berpelukan, saling menatap, mama tersenyum manis, sambil kukecup bibir mama kubaringkan tubuh Mama perlahan-lahan… dengan tidak melepas yuniorku didalam vagina Mama dan pelukanku… “ Mama..!!, ada satu permintaan Anakmu yang Nakal ini”, “apa sayang !!” sela mama, “ Saya sayang Mama dan saya sangat mencintai Mama, …Maukah Mama menjadi isteriku selama-lamanya??” Gila Kamu Ar.. Mana Ada Anak memperisteri Ibu Kandungnya” jawab Mama sambil tersenyum “, “tetapi kamu boleh setubuhi Mama kapan kamu mau, asalkan Ayahmu tidak tau” sambungnya..Selama hampir sejam, kami berdua masih berbaring dan bercinta dengan keadaan telanjang bulat, saya berbaring terlentang sambil membelai rambut Mama yang acak2akan, Mama berbaring tertelungkup dengan kepala bersandar didadaku, wajahnya menengadah keatas sangat dekat dengan wajahku, sehingga nafas kami berdua saling menyatu, tangan kiriku membelai tubuh Mama yang mungil, sampai kepinggang , terkadang kuelus buluh pubis Mama yang halus dan pahanya yang sangat Mulus, Mamapun tidak henti2nya mengelus yuniorku, seakan akan tidak rela apabila benda yang bulat panjang ini yang telah membuatnya menjadi setan histeris akan mengkerut. Cerita kami kami berdua dipenuhi dengan kata-kata cinta birahidan model atau gaya bersetubuh, dan akhirnya Mama meminta ”Gendong Mama ke Kamar Mandi Sayang”Dikamar Mandi, tubuh kami berdua saling melekat terus, Mama tidak pernah melepaskan ciumannya, sewaktu Mandipun kami bersetubuh berdiri, suatu kenikmatan tersendir yang mama belum pernah merasakannya yaitu Badan kami lumuri sabun cair sehingga sangat licin, Mama mencapai orgasme sewaktu saya menggendong dan menyetubuhinya sambil berdiri..tawa cekikan dan teriakan kenikmatan serta kebahagian birahi mama mengaun dikamar mandi. Dibak Mandi yang sempitpun Kami Mandi berdua melanjutkan babak berikutnya dan akhirnya Mama pun orgasme kedua kalinya di Bak Mandi. Didalam air yang dipenuhi busa sabun dan Gilanya Kami berdua, Kami keluar dari kamar mandi masih dalam keadaan telanjang bulat dan berpelukan, berciuman, kemudian saya duduk disopa, mama saya dudukan diatas selangkangku, Yuniorku yang tak kunjung mengalah tetap berkubang di Vagina Mama sampai akhirnya Jam 11 lewat 30 menit..kami bersiap-siap check out dari kami hendak mengambil kunci Mobil diresepsionis, Kami disapa “Selamat Siang, terima kasih atas kunjungannya dan semoga Bapak dan Ibu menikmati Kebahagian di Hotel Kami, Mama hanya tersenyum dan berjalan menggantung di Bahuku menuju ke Mobil Kami yang telah
CeritaHot Mama Selingkuh. Istriku tak banyak bicara ketika kutunjukkan surat pemutusan hubungan kerja itu. Ia hanya memandangi bayi kami yang baru berusia 3 bulan. Terbayang di benak kami bagaimana cara menghidupi bayi ini tanpa pekerjaan. Pesangon yang tak seberapa jumlahnya pasti tak akan bertahan lama. Selama seminggu penuh aku menyibukkanCerita Sex, Cerita Mesum, Cerita Ngentot, Cerita Sex Sedarah, Cerita Selingkuh, Cerita Nyata, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Sex Janda, Cerita Sex Panas - Mama Hot Pemuas Nafsu Anaknya - Cerita ini adalah kisah seorang anak SMU yang memiliki nafsu seks yang tinggi, dan dibaca saja yuk kelanjutan ceritanya, dijamin seru dan meningkatkan libido Dio, umurku saat ini 16 tahun dan telah duduk dikelas 1 SMA. Aku seorang laki-laki yang biasa-biasa saja dan tidak terlalu populer dikalangan para gadis. Aku mempunyai nafsu seks yang cukup tinggi tapi tentunya hanya bisa aku tuntaskan dengan onani sambil menonton film dewasa, menyedihkan. Aku anak pertama dari keluargaku, adekku Sonya baru saja lahir 5 bulan yang lalu dan masih dalam tahap pemberian asi yang rutin oleh setiap ada kesempatan, aku dapat melihat payudara ibuku yang sedang asik menyusui adikku yang masih bayi. Ibuku bernama Risa masih berumur 33 tahun karena ibuku menikah muda waktu umurnya masih 17 tahun, sedangkan ayahku saat ini berusia 41 tahun berbeda 8 tahun dari ibuku dan sedang sibuk-sibuknya dengan proyeknya sehingga kadang pulang larut malam atau bahkan tidak pulang karena ada kerjaan di luar tidak ada perasaan apapun melihat ibuku yang sedang menyusui, namun sejak aku menonton film ataupun cerita porno tentang hubungan sedarah ibu dan anak, aku mulai tertarik memperhatikan payudara ibuku yang putih mengkal penuh susu tersebut. Bahkan kadang aku mulai berani beronani sambil membayangkan tubuh dan payudara demi hari nafsuku semakin tinggi saja, intensitas onaniku semakin sering dan tentunya yang menjadi target onaniku adalah ibu kandungku sendiri. Setiap ibu menyusui adikku, aku selalu berusaha mencari kesempatan supaya mendapatkan posisi yang pas melihat ibuku yang sedang menyusui, baik ketika sedang menonton tv atau saat dikamarnya. Awalnya tidak ada kecurigaan apapun terhadapku tapi lama kelamaan ibu mulai risih juga dengan kehadiranku setiap menyusui adikku.“Sayang.. kenapa sih liatin mama terus?” katanya padaku sambil matanya melihat kearahku yang sedang asik memperhatikan payudaranya.“Eh, eh… gak ada apa-apa kok mah..” kataku gagap.“Beneran? Tapi kok liatin mama terus sih? Cemburu ya sama adikmu?” kata mama menggodaku. “Kalau kamu mau susu bikin aja tuh di dapur, masih ada kok susu Prenag*n mama dulu” katanya menggoda lagi.“Ahh.. mama becanda nih, masa Dio disuruh minum susu ibu hamil sih ma” kataku pura-pura ngambek, mamaku tertawa karenanya sehingga dadanya berguncang bahkan terlepas dari kuluman adikku sehingga memperlihatkan putingnya yang coklat menggoda.“Hihi, kamu sih, lagian kamu ngapain sih liatin mama nyusuin adekmu?” tanya mamaku lagi.“Gak ada apa-apa kok mah” jawabku yang masih agak takut ketahuan sedang horny ngebayangin mamaku.“Hmmm.. iya deh.. kalau mau liat, liat aja.. tapi inget yah.. liatnya gak pakai nafsu, masa liat mama sendiri nafsu juga” ujar mamaku yang akhirnya membiarkan saja aku memperhatikan payudaranya yang sedang tentu saja senang bukan main mendengarnya dan tidak menyiakan kesempatan untuk melihat mamaku menyusui adikku tanpa perlu takut ditegur mamaku lagi. Aktifitas itu tidak berlangsung terlalu lama, adikku akhirnya tertidur setelah kenyang minum asi.“Udah ya sayang.. adikmu udah tidur nih” kata mamaku sambil memasang kembali branya dan menutupnya dengan cukup kecewa karenanya, tapi mamaku cuek saja dan bangkit dari duduknya, sepertinya ingin mengantarkan adikku ke ranjang bawa di kamarnya. Aku iseng mengikutinya ke kamar, setelah masuk ke kamar dan meletakkan adek bayi mamaku heran melihat aku juga masuk ke kamar.“Sayang? Ada apa?” tanya mamaku. Aku berusaha tidak memandang matanya karena grogi, akhirnya aku memandang ke arah ranjang bayi.“Gak ada kok mah, Cuma mau liat adik aja. Sonya cantik yah ma, imut-imut” kataku mengalihkan perhatian.“Iya donk, mamanya kan juga cantik, iyakan sayang?” kata mamaku bercanda menggodaku.“Hehe, iya mah, mama yang paling cantik di rumah ini” kataku membalas godaannya, mamaku tertawa kecil, sungguh tertawa yang renyah dan menyenangkan sekali lagi ku liat naik turun karena tertawa, mamaku menyadari bahwa aku sedang memperhatikan payudaranya lagi.“Kamu ini.. emang gak puas tadi liat susu mama?” katanya tenang namun masih dengan senyum manis menghiasi senyum yang membuat hatiku berdebar apalagi mendengar kata-kata mamaku barusan.“Eh… aaa.. a..anuu” kataku gelagapan.“Dasar, mama tahu kok usia seperti kamu saat ini sedang panas-panasnya, tapi masa sama mama kamu sendiri nafsu juga, nakal yah..” kata mamaku.“Kalau kamu horny banget, tuh nonton lagi sana bokepmu itu, mama tahu kok kamu sering nonton bokep di kamarmu”Dugh!! Aku terkejut bukan main, ternyata mama mengetahui aktifitasku yang satu itu.“Dan juga kalau onani di kamar mandi disiram dong sayang, masa dibiarkan gitu aja belepotan di dinding sama di lantai, kamu kelupaan yah nyiramnya? mama deh yang repot membersihkannya.. jorok tahu.” sambung mamaku lagi yang semakin membuat aku sadar kalau kadang aku lupa membersihkan sperma yang belepotan, aduh… malu bukan main ketahuan gini.“Eh.. eh.. iya ma.. sorry mah. Tapi gak apa-apa kan mah kalau Dio onani dan nonton bokep?” tanyaku pada mama tapi dengan agak malu dan takut.“Iya-iya.. normal kok untuk laki-laki se usiamu, tapi jangan keseringan” kata mamaku sejak saat aku tidak perlu diam-diam lagi onani atau nonton bokep, bahkan pintu kamarku ku buka saja.“Sayang.. makan malam…” kata mamaku di depan pintu kamarku. Aku cukup terkejut karenanya karena sedang asik nonton bokep sambil mengelus barangku.“Ayoooo… lagi ngapain? Nonton bokep yah?” tanya mamaku menggoda.“Eh, i-iya mah” jawabku gagap.“Ayo makan dulu, nanti sambung lagi.. “ kata mamaku lagi. Aku segera berusaha bangkit sambil mengeluarkan tanganku dari dalam celanaku.“Emang nonton apaan sayang? Bagus ceritanya?” goda mamaku sambil tertawa.“Eh.. iya mah, tentang ibu dan anak mah, panas banget tadi mah, mereka gituan mulu setiap hari mah di rumah, hehe”kataku terus terang pada mamaku walaupun agak malu menceritakannya.“Ckckc.. kamu suka cerita begituan? Ya udah ayo makan dulu” ajak mamaku makan malam berdua saja karena papa belum pulang dan adikku sudah tidur. Setelah makan malam kami habiskan waktu menonton tv. Mama saat itu hanya mengenakan baju tidur dengan kemeja dan celana panjang. Namun tonjolan payudaranya yang besar tidak mampu disembunyikan dari balik kemejanya sehingga membangkitkan nafsuku. Lagi-lagi mamaku mengetahui aku yang sedang memperhatikan payudaranya.“Ckckck, kamu ini.. “ katanya namun membiarkan saja aku dan mataku yang asik melihat ke arah dadanya.“Napa sayang? Mau liat lagi?” goda mamaku. Walaupun aku sudah sering melihatnya apalagi semenjak diperbolehkan melihat terang-terangan namun aku tidak pernah puas dan selalu ketagihan.“Iya mah, boleh? Hehe” jawabku semangat.“Iya-iya.. sini deh, dasar anak mama satu ini nakal sama mamanya” kata mamaku. Mamaku mulai membuka kancing bajunya, dimulai dari yang paling atas, lalu kancing kedua.“Cepetan mah..” pintaku gak sabaran dengan dada yang semakin berdebar, mamaku hanya tersenyum manis saja kali ini mama membuka bajunya yang hanya ada aku di depannya, biasanya harus ada adik bayi dahulu supaya aku dapat melihatnya. Mamapun membuka kancingnya yang ketiga dan menyisakan kancing ke empat yang masih melekat. Aku kini dapat melihat bra warna hitamnya yang tampak kontras dengan kulit payudaranya yang putih mulus dengan urat-urat biru disekitarnya. Mamaku mulai membuka branya yang mempunyai kait di depan supaya mempermudahnya menyusui kedua payudara mama yang mengkal padat berisi terpampang bebas di hadapan anak laki-laki sulungnya tanpa ada kepala bayi lagi menghalangi, membuat penisku langsung tegang di balik celanaku.“Ma, kancing bajunya dibuka semua dong..” pintaku lagi.“Iya-iya, dasar kamu abg mesum” setuju mama membuka seluruh kancing kemejanya sehingga kini kemejanya menggantung di tubuhnya memperlihatkan belahan payudara hingga pusarnya untuk bebas aku nikmati.“Udah? Puas? Dasar kamu.. terus mau ngapain lagi?” tanya mamaku menggoda sambil yang tidak tahan segera memasukkan tanganku ke dalam celanaku dan mengelus-ngelus penisku, mamaku hanya tersenyum melihat tingkahku dan membiarkanku menikmati pemandangan yang ada di depan mataku.“Ma.. boleh Dio peluk mama?” pintaku kali ini.“Ya boleh dong.. masa anak sendiri gak boleh meluk mamanya…” jawab senang sekali, aku segera mendekatinya dan merangkul tanganku memeluk tubuh mamaku dari depan sehingga payudaranya yang padat tanpa halangan berhimpitan dengan dadaku. Nikmat sekali rasanya merasakan himpitan payudara mamaku yang menekan dadaku. Aku memeluknya sambil membelai punggung dan rambutnya begitu juga mamaku. Cukup lama kami berpelukan seperti itu, hingga aku melepaskan pelukanku. Mamaku tersenyum kepadaku sambil melepaskan pula pelukanku.“Kenapa sayang? Berdebar gitu dadanya? Hihi” tanya mamaku menggoda.“hehe, iya mah.. gimana gak berdebar mah, pemandangannya enak gini, terus susu mama tadi nekan-nekan dada Dio lagi.” Jawabku cengengesan.“Ma, boleh gak Dio lepasin baju sama celana Dio juga?” Pintaku.“Mau apa sih kamu emangnya? Iya deh, buka aja.. sekalian aja dengan celana dalammu, bebasin aja tuh burungmu.. tegang gitu, nafsu ya?” jawab mamaku. Aku yang senang mendangar jawaban mamaku segera berdiri dan membuka baju dan celanaku menyisakan celana dalamku.“Itu kolornya mau mama yang bukain?” tawar mamaku.“Hehe, boleh mah..” kataku sambil memajukan pinggulku ke arah segera menyeipkan jari lentiknya di sela celana dalamku dan menariknya perlahan ke bawah, memperlihatkan penisku yang telah mengacung tegak dihadapannya.“Wah.. udah tegang yah penisnya, gitu amat nafsunya ke ibu kandung kamu sendiri..” ujarnya menggoda. Aku cengengesan sendiri.“Mau nyusu lagi gak seperti waktu kamu kecil dulu?” goda mamaku.“Eh.. eh, mau mah..mau banget.. hehe” tentu saja aku mau, itu adalah sesuatu yang aku impi-impikan .“Ya udah sini dekat-dekat ke mama” ajak mendekatinya dan duduk di sampingnya sambil bertelanjang bulat sedangkan mamaku hanya mengenakan celana panjang dengan kemeja yang terbuka didepannya, memperlihatkan kedua bukit payudaranya yang montok berisi penuh susu. Aku dekatkan wajahku ke pucuk payudaranya dan menempelkan bibirku ke putingnya. Aku mulai mengulum putingnya dan mengenyotnya sehingga air susunya yang hangat mulai keluar dan masuk dengan nikmat ke kerongkonganku.“Dasar kamu, udah gede masih nyusu ke mamanya. Tuh lihat burung kamu negang gitu” ujar mamaku, aku hanya senyum-senyum saja mendengarnya sambil masih asik mengenyot susu terdengar suara pagar digeser, papaku pulang. Dengan segera aku melepaskan kulumanku dan memungut pakaianku yang berserakan di lantai dan berlari ke kamarku. Mamaku juga segera memakai bra nya dan memasang kembali kemejanya. Sial… nanggung banget, gerutuku. Aku dapat mendengar percakapan mereka samar0samar dari kamarku.“Udah pulang pa?”“Nggak, baru pergi.. ya iyalah baru pulang” kata papaku tertawa diikuti mamaku. Tapi.. duh gawat, celana dalamku tertinggal di sana. Aku panik.“Dasar kamu, udah gede masih nyusu ke lihat burung kamu negang gitu” Ujarku menggoda anakku yang nakal masih dengan enaknya menyusu ke mamanya dengan penis yang tegang dan menempel di celana tidurku. Tiba-tiba terdengar suara pagar digeser, suamiku pulang. Dengan segera Dio melepaskan kulumannya dan memungut pakaiannya yang berserakan di lantai dan berlari ke kamarnya. Aku juga segera memakai bra dan memasang kembali kancing kemejaku.“Udah pulang pa?” tanyaku cukup panik.“Nggak, baru pergi.. ya iyalah baru pulang” katanya tertawa diikuti tawaku. Tunggu.. apa itu, celana dalamnya Dio, gawat.. udah barusan mesumin mamanya terus celana dalamnya pake ketinggalan lagi.“Gimana di rumah? Baik-baik aja kan?” katanya menuju tempat aku dan Dio melakukan kemesuman barusan.“Iya pa, baik-baik aja kok” kataku tenang. Aku berusaha menutupi pandangan suamiku dari arah sofa dimana di bawahnya masih tergeletak mayat, maksudku celana dalam Dio.“mandi dulu gih pa, bau tuh papanya seharian gak mandi. Mau dibuatin kopi?” anjurku saja supaya dia cepat beranjak dari sana sehingga aku bisa membereskan celana dalam itu. Dia mengiyakan dan segera beranjak ke kamar dan mandi. Aku segera memungut celana dalam anakku. Ku lihat bagian tengahnya agak basah tapi tidak lengket. Sepertinya dia memang susah horny dari ketuk pintu kamarnya, dia segera membukanya. Dia telah mengenakan baju dan celananya sendiri tapi aku tidak yakin dia pakai kolor.“Nih celana dalam kamu ketinggalan, untung gak nampak sama papamu, lain kali hati-hati dong sayang, niiihh….” kataku sambil menyerahkan celana dalamnya.“Iya mah, sorry buru-buru.” Jawabnya sekenanya.“Tapi tanggung nih, gak enak banget rasanya” sambungnya.“Ya gimana lagi dong sayang, papamu udah pulang tuh..” jawabku cuek.“Papa lagi mandi kan mah.. bisa tuh ma sebentar, ayo mah” katanya menarik tanganku masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu.“ Duh, aduh sayang.. iya-iya tapi pelan-pelan dong nariknya, sakit tangan mama” kataku pura-pura yang kayanya sudah tidak tahan apalagi tadi benar-benar tanggung baginya segera meloloskan pakaiannya memperlihatkan penisnya lagi dihadapan ibu kandungnya. Aku lagi-lagi terpana melihat ukuran penisnya yang cukup besar yang tidak kalah dari papanya.“Terus mama harus telanjang dada lagi nih di depan anak mama satu ini?” kataku menggodanya.“Iya dong mah, masa nggak.. kalau boleh sih gak cuma telanjang dada aja mah” ujarnya nakal.“Terus telanjang apa? ayooo.. kamu kepingin lihat mama telanjang di depanmu ya? Anak mama nakal yah…” kataku menggodanya lagi.“Lain kali yah sayang, kalau kelamaan entar ketahuan papamu” kataku, ku lihat wajahnya cukup kecewa tapi ya ku biarkan saja walau agak gak buka bra dan kancing kemejaku lagi, kali ini kololoskan seluruh kemeja dari tubuhku sehingga bagian atas tubuhku kini benar-benar polos di depan anak kandung laki-lakiku.“mama cantik…” katanya terpesona melihat tubuh atasku, yang terpampang bebas dihadapan matanya untuk dia juga merasakan perasaan lain telanjang dada didepan anak kandung laki-lakiku sendiri apalagi suamiku ada dirumah dan kami bisa ketahuan kapanpun, hal ini membuat jantungku berdebar tidak karuan, ku rasa air susuku makin bertambah dan memenuhi payudaraku karena perasaan ini.“Ayo cepetan sayang” kataku padanya supaya mempercepat aktifitas mesum segera mendekatiku dan mengulum lagi payudaraku, air susuku kembali masuk ke mulutnya dengan derasnya. Tangannya yang satu lagi meremas payudaraku yang satunya sehingga air susuku menyemprot-nyemprot melumuri tangannya dan lantai kamarnya. Kami melakukan ini sambil berdiri. Di sela-sela aktifitas nakalnya ku lihat dilaptopnya menayangkan adegan porno, sepertinya sebelum ini dia yang merasa tanggung itu menuntaskan birahinya dengan menonton lihat air susuku mengalir disela mulutnya dan sampai kedagunya yang sudah ditumbuhi janggut tipis. Anakku benar-benar sudah besar sekarang. Kadang dia melepaskan kulumannya dan memainkan putingku dengan lidahnya, tidak hanya putingku, tapi seluruh permukaan kulit payudaraku juga mulai dijilatinya sehingga permukaan payudaraku basah dan tanpak mengkilap. Aku senyum-senyum saja, kubiarkan saja aktifitasnya mesumnya lama kemudian wajahnya mulai mengerut, sepertinya dia mau keluar.“Keluarin aja sayang, tumpahin aja ke mamamu ini” ujarku tidak menjawab dan semakin kencang mengulum dan menjilat payudara ibu kandungnya ini.“Crooot crooot… “ akhirnya spermanya keluar, karena posisi kami yang seperti itu spermanya jadi mengenai celana panjang piyamaku tepat di depan daerah kewanitaanku.“Udah sayang? Puaskan?” dia dia melepaskan kulumannya dan menarik diri menjauh dari sisiku. Aku segera mengenakan kembali bra dan kemejaku. Kulihat dia masih keenakan sambil duduk di ranjangnya. Aku segera keluar dari kamarnya.“Besok lagi yah ma.. hehe” pintanya nakal.“hmmm… liat aja deh besok, dasar kamu..” aku keluar dan menutup pintu kamarku dan segera menuju ke lihat suamiku telah selesai mandi. Karena tadi aku juga sempat horny karena kelakuanku dengan anakku aku mengajak suamiku melakukannya. Kami melakukan hubungan suami-istri yang panas malam itu hingga akhirnya kami tertidur gak perlu diceritakan deh detailnya, soalnya biasa dan pembaca juga tahu apa yang terjadi.Esok harinya aku bangun pagi seperti biasanya. Beres-beres rumah dan menyiapkan sarapan untuk suami dan anakku. Saat sedang sibuk memasak di dapur, sepasang tangan merangkul pinggangku, ku lihat ke belakang ternyata Dio anakku dengan tubuh telanjang hanya membawa handuk yang di kalungkan di lehernya.“ Sayang, apaan sih, bukannya mandi.. ntar kamu terlambat ke sekolahnya” kataku sambil berusaha melepas pelukan tangannya.“Bentar mah, abis bangun pagi ngaceng nih, apalagi liat mama gini.. mama lanjutin aja deh masaknya, Dio gak ganggu kok” ini aku menggunakan daster dengan celemek untuk masak. Aku biarkan saja dia memelukku dari belakang sambil aku masih terus memasak. Lama-kelamaan dia mulai meraba payudaraku dari balik celemek dan dasterku, juga masih aku biarkan saja. Selanjutnya dia mulai menggoyangkan pinggulnya, menggesek-gesekkan penis tegangnya di belahan pantat ibu kandungnya ini yang masih tertutup kain.“Sayang, kamu mulai nakal yah.. masa gesek-gesikin itunya kamu ke mama sih” kataku tapi tidak berusaha melepaskan diriku darinya. Dianya ketawa-ketawa saja.“Itu apa mah? ngomong yang jelas dong mah” katanya pura-pura bodoh menggodaku.“Itu kamu.. burung kamu” kataku dengan agak sebal karenanya, hentakan penisnya makin keras dan kencang saja di belahan pantatku.“Itu bukan burung mah, tapi kontol mah.. coba mama bilang lagi” katanya kurang ajar mempermainkan mamanya.“Iya… kontol. Masa kontol kamu digesekin di pantat mama gitu sih sayang” kataku menuruti kemauannya.“Digesekin gimana mah?” katanya pura-pura bodoh lagi, kali ini makin kencang saja gesekannya di belahan pantatku, bahkan menyelip di pahaku sehingga kain dasterku ikut terlipat di antara dia melepaskan pelukannya tapi kini malah meraih bokongku dan memegangnya, dia lanjutkan kembali aktifitas mesumnya terhadapku. Kini posisiku seperti sedang disetubuhi olehnya dari belakang.“kainnya menghalangi aja nih mah” diamkan saja perkataannya sambil dia masih asik dengan aktifitasnya.“Ma, temenin Dio mandi dong mah.. udah lama nih gak rasain dimandiin mama” pintanya itu adalah permintaan yang biasa dari seorang anak pada ibunya, namun tidak bila anaknya sudah sebesar ini, dengan bulu yang sudah tumbuh disekitar kemaluannya.“Kamu ini ada-ada aja, mandi sendiri sana.. lagian papamu bentar lagi bangun, udah sana mandi, terlambat nanti sekolahmu” jawabku menolak permintaanya.“ Yah.. mama, tapi nanti habis pulang sekolah Dio tagih ya ma, hehe” dia masuk ke kamar mandi di samping dapur dan segera mandi. Dia sempat membuka pintu kamar mandi dan menunjukkan penisnya di hadapanku.“Ma.. liat nih..” katanya sambil mengocok penisnya yang berlumuran busa sabun perbuatan yang cabul terhadap ibu kandungnya sendiri.“Kamu apa-apaan sih, tutup pintunya” suruhku padanya tapi tanpa menunjukkan dia menutup pintu dan melanjutkan pagi itu serapan bersama seperti biasa, aku sarapan sambil menyusui bayiku dan Aku dan Dio duduk berhadap-hadapan, sehingga dia serapan sambil juga memandang payudaraku yang sedang menyusui adiknya. Suamiku sih menganggap biasa aku yang menyusui di hadapan Dio. Sedang asik-asiknya sarapan kaki Dio mengelus-ngelus kakiku dari bawah meja sehingga perbuatannya ini tidak terlihat oleh hanya melototkan mataku kepadanya sebagai isyarat agar dia berheti, namun dia Cuma senyum-senyum kecil saja. Dasar anak nakal, kataku dalam hati. Dia lakukan kemesuman itu sampai kami selesai sarapan. Lalu dia pun berangkat ke sekolah dengan motornya begitu juga suamiku yang juga berangkat kerja.“Tok-tok” Terdengar suara ketukan pintu depan. “ma…. Dio pulang…” ternyata Dio anakku yang sudah itu aku sedang mencuci baju, segera ku bangkit dan menuju pintu depan.“Lama amat sih ma” sambil masuk dan melepaskan sepatunya.“Iya.. mama lagi nyuci dibelakang, tumben kamu cepat pulang biasanya keluyuran dulu?” tanyaku.“Kan mau nagih janji mandi bareng mama” jawabnya cengengesan.“Dasar kamu, emang ada mama janji? Hmm… yaudah letakkan tas kamu dulu ke kamar, mama tunggu di belakang.”Kataku sambil menuju kamar mandi belakang yang mana juga tempat mencuci, dia juga menuju beberapa saat dia telah kembali dengan hanya mengenakan celana dalamnya. “dasar kamu.. udah gak tahan yah…?” godaku.“Hehe.. iya nih ma” jawabnya. Aku segera mengajaknya masuk kedalam kamar mandi.“ Masa udah gede gini masih dimandikan mamanya sih? Sini mama yang bukain kolor kamu” kataku tersenyum manis sambil membuka celana dalamnya dan menaruhnya ke tempat tegangnya mencuat di hadapanku, ibu kandungnya .“Mama harus ikutan mandi juga nih?” kataku menggoda padanya.“Iya dong mah..” jawabnya penuh mesum.“ Dasar kamu.. mama sendiri dimesumin” kataku tersenyum menatap matanya.“Mama sih.. cantik, seksi, terus gak nolak di mesumin anak kandungnya.. hehe” ujarnya kurang ajar padaku, aku hanya tersenyum saja mendengar mulai membuka pakaianku dimulai dari kaos, kemudian celana, bra dan terakhir celana dalamku. Kini aku benar-benar bugil dihadapannya, dia menjadi orang kedua yang melihatku bugil setelah suamiku. Jantungku berdegup kencang, apa aku harus melakukan ini? Mandi bersama anak laki-lakiku yang sedang horny berat terhadap ibu kandungnya sisi lain diriku ingin mencoba hal yang nakal seperti ini, menyadari hubungan kami ibu dan anak kandung makin membangkitkan gairahku menjadi meluap-luap, pastinya Dio anakku juga merasakan hal yang mulai mendekati tubuhku yang telanjang didepannya.“Mama cantik banget” katanya mulai meraba payudaraku dan mengusap-ngusap punggung dan pinggangku.“Aduh.. kamu ini mau mandi atau grepe-grepe mama sih sayang?” tanyaku tapi tidak berusaha menepis dekatkan mulutnya ke putingku, kembali air susuku yang sudah memenuhi payudaraku memenuhi mulutnya dan dengan nikmat masuk ke kerongkongannya. Air susuku dihisap habis-habisan olehnya.“Hisap yang kiri juga dong sayang, masa yang kanan mulu” ujarku memindahkan kulumannya ke dada kiriku. Cukup lama dia hisap susuku sambil berdiri, kedua dadaku dia hisap bergantian. Penisnya yang tegang kadang menyentuh pangkal pahaku, menggesek-gesek disana disekitar vagina dan paha atasku, ku biarkan saja aksinya tersebut.“Hmm.. sayang, penis kamu nyentil-nyentil mama tuh..” kataku tapi dia masih asik meminum susuku.“Ma.. penis Dio diselipin di dada mama dong..” dia sudah horny berat. Aku yang juga sudah mulai horny mengiyakan permintaannya. Aku jongkok di depannya, dia letakkan penisnya diantara kedua buah dadaku dan mulai memompanya maju mundur. Aku juga ikut membangkitkan gairahnya dengan ikut mengayunkan tubuhku naik-turun dan meremas kedua payudaraku sendiri sehingga air susuku muncrat mengenai pahanya dan melumuri penisnya yang sedang nikmat menggesek-gesek disela buah dada ibu keluar dari kamar mandi dengan masih bertelanjang bulat. Dia terduduk di ranjang sambil melihat aku yang sedang mengeringkan rambutku. Ku lihat penisnya bangkit lagi melihat tubuhku.“Ayo… kamu mikirin apa? Tuh tegang lagi penismu” godaku.“Hehe .. iya nih ma.. Dio liatin mama sambil ngebayangin Dio lagi ngentotin mama, pasti enak tu mah..” katanya vulgar kurang ajar kepada ibu kandungnya.“Hushh.. kamu ngomongnya kurang ajar amat sama mama” kataku tersenyum dan tertawa kecil mendengarnya.“Ma.. ngentot yukk” ajak anakku ini.“Yuk ma.. udah gak tahan nih pengen ngentotin mama, apalagi diranjang mama sama papa” katanya makin kurang ajar tentu saja keberatan dengan permintaannya tersebut, itu sudah terlalu jauh, tapi aku yang tidak tega dan juga horny akhirnya memberi dia keringanan.“Kamu gesek-gesekin penis kamu di vagina mama aja yah sayang.. tapi jangan dimasukin, dosa loh kalau bohong” anjurku, dia yang sudah horny mengiyakan saja ajakanku.“Yuk, sayang naik ke ranjang mama” berdua naik ke atas ranjang, ranjang dimana biasanya hanya ada aku dan suamiku diatasnya untuk tidur ataupun bercinta, kini di atasnya telah berada aku dan anakku yang telah bertelanjang bulat, yang sudah terbawa nafsu sedarah yang mulai merangkak diatas badanku dan mulai menggesek-gesekkan penisnya di permukaan vaginaku.“Inget ya sayang, jangan sampai masuk, punya papamu lo itu..” kataku mengingatkannya kembali. Dia hanya mengangguk saja sambil tersenyum dan melanjutkan aksinya menggesek-gesekkan penisnya dipermukaan vaginaku.“Ma, masukin dikit boleh yah ma… kepalanya aja kok, plissss..” pintanya memelas.“Kan tadi janjinya Cuma gesek-gesekin aja, gimana sih? Ya udah deh.. tapi janji ya Cuma kepalanya” kataku menyetujui permintaan arahkan ujung penisnya tepat di depan vaginaku, mencoba memasukkan kepala penisnya diantara bibir kemaluanku. Perlahan ujungnya mulai masuk dan akhirnya kepala penisnya masuk ke dalam kemaluanku. Dia mulai mengayunkan badannya maju mundur dengan kepala penis yang telah masuk ke dalam vagina ibunya.“Ouuhhh… enak mah” racaunya. Nafsu sudah meyelimuti kami, membakar birahi kami ibu dan hanya kepalanya saja yang masuk namun sepertinya sudah memberikan kenikmatan yang luar biasa baginya. Kadang penisnya masuk lebih dalam tapi tidak seluruhnya, aku yang menyadarinya membiarkannya saja. Melihat aku yang tidak melawan, dia lanjutkan kembali aksinya memasukkan penisnya lebih dalam ke vaginaku. Hingga akhirnya ku sadari bahwa dia telah memasukkan penisnya seluruhnya, maju-mundur di vagina ibunya.“Ouughhhhhhh….. terus sayang, kamu nakal.. menyetubuhi ibu kandungmu sendiri… diatas ranjang mama dan papamu lagi… oghhhh… yaaahhh… enak sayang… terus anakku.. setubuhi ibumu” kataku semakin menggila, dia makin cepat memompa diriku.“Ma… mau keluar mah…” betul-betul bergoyang kencang, bahkan dengan suamiku kami tidak pernah bersetubuh sehebat ini. Tubuh kami bermandikan keringat. Membayangkan hubungan kami ibu dan anak makin membuat nafsuku tak terkendali, apalagi membayangkan kalau aku hamil oleh anak laki-lakiku sendiri.“Keluarin didalam saja sayang.. hamili mamamu iniiii” kataku yang telah dibanjiri nafsu yang tak terbendung.“Crooot…crooot” dia menyemprotkan spermanya berkali-kali berbarangan dengan orgasmeku, memenuhi rahim ibu kandungnya kelihatan sangat puas. Sesudah itu sepanjang sore hingga malam kami lanjutkan ronde-ronde selanjutnya, kami bahkan lupa untuk makan, bahkan bayiku yang sedang menangis-nangis sampai terabaikan olehku. Kini yang ada dipikiran kami hanya persetubuhan sedarah. Genangan sperma dan air susuku yang tidak berhenti menyemprot ada dimana-mana, belepotan diatas ranjang aku dan suamiku ini, bahkan ditubuhku sudah belepotan spermanya yang tidak pernah puas menyiram di dalam maupun diluar tubuh ibu kandungnya dia sangat kenyang meminum air susuku yang sepertinya tidak ada habisnya, melumuri penis dan tubuhnya dengan susuku. Aku bahkan melakukan apa yang belum pernah ku lakukan pada suamiku, yaitu menjilati dan mengulum penisnya serta menelan spermanya yang kini aku lakukan terhadap anakku tanpa rasa keberatan. Aku juga menjilati lubang anusnya dan menyodok lubang anusnya dengan lidahku sedalam yang ku bisa, selain itu aku juga membenamkan payudaraku dengan putting yang mencuat tegak ke sekitaran lubang anusnya, membasahi selangkanngannya dengan air susuku, yang semakin membuatnya merasa kenikmatan yang diperolehnya dari ibunya sendiri. Kami melakukan ini sampai lupa waktu, entah sudah jam berapa ini. Bisa saja suamiku pulang kapanpun itu, namun membayangkan suamiku memergoki kami sedang melakukan perbuatan tidak bermoral ini, antara istri dan anak kandungnya sendiri, di dalam kamar kami dan diatas ranjangku dan suamiku, malah membuat sisi binalku semakin gila menjadi-jadi.“TERUS SAYANG.. SETUBUHI MAMA… JANGAN BERHENTI… SIRAM PEJUMU KE RAHIM MAMA SEPUAS-PUASMU… HAMILI MAMA… MAMA DISINI SEBAGAI PEMUAS NAFSUMU ANAKKU… “Racauku kesetanan.